Rabu, 15 Desember 2010

Nikah, Tika Harus Menunggu Daulah


Nikah, sebuah keinginan yang tidak dapat diduga tibanya. Adakalanya cepat dan adakalanya lambat bagai menanti bulan jatuh ke riba. Keinginan untuk menikah seiring dengan meningkatnya usia dan kematangan jiwa. Adapula yang usia telah mencecah kepala 3 atau 4 masih juga belum mempunyai keinginan untuk menikah. Sebaliknya ada yang masih usia belasan tahun atau awal 20-an sudah siap untuk menjejaki alam rumahtangga yang penuh mencabar ini.

Entah, nikah sudah tentu tidak semudah kita melontarkan kata-kata. Hari ini berkeinginan, besoknya nikah. Yang pasti, ujian bagi insan-insan yang ingin membina rumahtangga ini tidak kecil. Ia boleh jadi masalah yang menyerabutkan kepala, memeningkan minda, dan boleh jadi akibat dari masalah yang satu ini kehidupan anda rotate 180 degree. Hehehe.

Oklah, saya sendiri tak terlalu ambil kisah jika yang tidak punya keinginan untuk nikah. Bak kata ustaz saya. Life is by your choice. Kehidupan seperti apa yang anda pilih. Namun yang meletakkan agama sebagai sandaran, nikah menjadi salah satu agenda utama dalam kehidupan. Kenapa? Bukankah Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku maka bukan dari ummatku!

Sebagai pencinta kepada Rasulullah SAW, kita pasti ingin mengikuti setiap langkah dari sunnahnya. Bukankah begitu? Lalu di sinilah letaknya persoalan. Ada yang ingin menikah lalu Allah permudahkan urusannya dan ada juga yang ingin menikah namun dipersulitkan. Yang dipermudahkan maka bersyukurlah kalian kepada Allah SWT yang telah mengurniakan nikmat yang tiada hingga. Dia telah memberikan kalian jalan untuk menundukkan pandangan dan menjaga maruah kalian dari tercemar debu-debu dosa.

Bagaimana pula yang ingin menikah lalu timbul halangan di sana-sini. Nah, disinilah focus point (bukan kedai cermin mata yaaa…) nya. Ketika sedang browsing-browsing dalam kedinginan pagi ditemani rintik-rintik hujan, saya pun teringat. Ya, zaman ini memang agak sedikit sulit bagi kita untuk menegakkan sunnah. Halangan di sana-sini, apalagi dalam sunnah yang dianjurkan ini (baca: nikah).

Kenapa? Kenapa sebuah kebaikan itu perlu dihalang-halang? Jawapannya adalah, pertama, kerana kita tidak siap untuk memindahkan diri (bagi yang menikah) dan anak-anak (bagi ibu bapa) dari fase dibawah jagaan kepada jagaan yang lain atau menjaga anak orang. Jika ibu bapa yang sudah merasa mempunyai kesiapan mental dan fizikal, telah memberikan didikan agama, kemahiran rumahtangga yang cukup kepada anak-anak, maka para ibu bapa akan tahu bahawa pernikahan bukan bermakna anak mereka dibawa lari orang atau anak mereka membawa lari orang, tetapi sebuah pernikahan adalah bertambahnya ahli keluarga, menambah networking (jalinan ukhwah), menambah bilangan umat Rasulullah, melaksanakan sunnah Rasulullah dan menguatkan ikatan agama antara satu sama lain. Lalu, kenapa pernikahan dianggap satu beban? Bukankah di zaman Rasulullah pernikahan itu sederhana, mudah dan barokah. Lalu apa yang kita cari di zaman sekarang wahai muda-mudi dan para ibu bapa?

Tika itu juga terlintas sebuah jawapan di fikiran. Ya, jika zaman ini tidak dapat memudahkan insan-insan yang ingin menegakkan sunnah, maka kita tunggu datang daulah khilafah. Jangan kalian menyangka ini hanyalah perkara utopia. Semua orang tahu bahawa sejarah pasti berulang, maka kegemilangan Islam pasti akan kembali seperti mana di zaman Rasulullah dan para sahabat. Saat daulah tertegak, maka manusia yang adil dan mengikuti hukum Allah SWT akan memerintah bumi ini. Masih adakah yang ingin berlaku zalim trerhadap sesama? Masih adakah yang sanggup mendewakan kehidupan hendonisme atau kehidupan sekuler? Saya pasti tidak akan ada lagi manusia-manusia hendonis dan manusia-manusia sekularis yang berani untuk melontarkan ideologi mereka yang aneh. Jika saat ini saya dianggap aneh, biarlah, kerana anehnya saya kerana Islam. Jika nikah harus menunggu terbitnya atau tegaknya daulah, maka biarlah waktu itu tiba. Masa tidak akan lama, mungkin 4 atau 5 tahun lagi mengikut perencanaan para mujahidin sedunia! Allahu mustaan!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Syukran ala ziaroh... :)